terimah kasih telah mengunjungi blog perarenda. sering-sering mampir ke blog ini ya. semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita :)

Jumat, 01 Mei 2015

anak dengan masalah fungsi intelektual



Anak dengan Masalah Fungsi Intelektual
Alzena Masykouri, M.Si.
PENDAHULUAN
Dalam modul ini Anda akan diajak untuk memahami teori tentang anak dengan masalah fungsi intelektual dasar teori tentang anak dengan masalah fungsi intelektual. Diharapkan setelah mempelajari modul ini Anda akan dapat memahami dan menangani anak dengan masalah fungsi intelektual, terutama dalam bidang pengajaran.
Pembahasan modul ini akan terdiri dari tiga kegiatan belajar. Kegiatan Belajar 1 mencakup pembahasan mengenai pengertiam anak dengan retardasi mental serta karakteristik dan penanganannya. Sedangkan pada Kegiatan Belajar 2 akan dibahas mengenai pengertian anak dengan down syndrome, karakteristik dan penanganannya. Sedangkan pada Kegiatan Belajar 3 akan dibahas mengenai pengertian, karakteristik, dan penanganan anak dengan keberbakatan (giftedness).
Secara khusus, setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat menjelaskan:
  1. Anak dengan retardasi mental, serta karakteristik dan penanganannya;
  2. Anak dengan down syndrome, serta karakteristik dan penanganannya;
  3. Pengertian, karakteristik dan penanganan anak dengan keberbakatan (giftedness).
Pada akhir kegiatan belajar akan disajikan kesimpulan untuk mempermudah dan membantu mengingat materi yang telah Anda pelajari. Selanjutnya Anda diharapkan dapat mengukur tingkat penguasaan pada bahan bacaan ini dengan cara menjawab lembar evaluasi (tes sumatif) yang terdapat di akhir setiap bahan ajar.
Sebenarnya, pembahasan mengenai anak dengan masalah fungsi intelektual ini telah dibahas secara singkat pada semester yang lalu. Untuk pembahasan kali ini, kita akan mencoba membahas secara lebih dalam mengenai anak dengan masalah fungsi intelektual.
Tidak semua anak dilahirkan dalam kondisi yang sempurna. Selain masalah fisik, masalah pada fungsi intelektual adalah yang paling umum terjadi pada anak. Terdapat dua kategori utama mengenai fungsi intelektual. Masalah yang umum terjadi adalah keberbakatan (giftedness) dan keterbelakangan mental (retardasi mental). Selain dua masalah tersebut, pada modul ini kita juga akan membahas mengenai down syndrome, yaitu masalah fisik yang juga menyebabkan retardasi mental pada anak.
Agar Anda dapat mempelajari modul ini dengan baik, ikuti petunjuk belajar berikut ini.
  1. Bacalah dengan cermat setiap bagian modul ini hingga Anda dapat memahami konsep yang disajikan.
  2. Kaitkan konsep yang baru Anda pahami dengan konsep lain yang telah Anda peroleh.
  3. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan perkembangan anak TK sehingga membawa hasil yang efektif.
Selamat belajar, semoga sukses!

KEGIATAN BELAJAR 1
Anak dengan Retardasi Mental
Dalam kehidupan sehari-hari ada kalanya kita mendengar pendapat mengenai kemampuan belajar seorang anak. Ada anggapan ketika anak menunjukkan kemampuan memahami pelajaaran yang lebih lambat dibandingkan teman-temannya maka ia mengalami keterbelakangan mental.
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah menembus sel telur ibu. Dalam proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel. Secara bertahap kelompok-kelompok sel akan membentuk fungsi khusus, misalnya sebagian dari susunan saraf, tulang, otot dan system sirkulasi darah. Pada proses ini menarik perhatian kita karena setelah diselidiki melalui suatu proses yang panjang dan sulit, nyatalah bahwa kromosom yang selanjutnya memecah diri menjadi partikel yang lebih kecil dan disebut gen. bertahun-tahun para ahli genetik setuju bahwa gen merupakan unit dasar dalam meneruskan sifat yang diturunkanm. Faktor genetik mempunyai peranan penting dalam menentukan kemampuan kecerdasan seseorang.
A.                PENGERTIAN ANAK RETARDASI MENTAL
Berdasarkan definisi dari Asosiasi Retardasi Mental di Amerika (American Association on Mental Retardation-AAMR), anak dengan keterbelakangan mental menunjukkan keterlambatan perkembangan di hampir seluruh aspek fungsi akademik dan fungsi sosialnya.
Menurut Maramis (1980), Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang menonjol ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit, fren = jiwa).
Retardasi mental suatu gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun (Purnawan dkk, 1982).
Sedangkan menurut Somantri (2005), retardasi mental adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Jadi kesimpulannya retardasi mental adalah anak yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata-rata sehingga mengalami gangguan dalam keterampilan adaptifnya.
Sebelum didiagnosa oleh professional (dokter atau psikolog) bahwa seorang anak mengalami keterbelakangan mental, terdapat 2 (dua) ciri utama yang harus ditampilkan oleh anak tersebut sebelum usia 18 tahun, yaitu sebagai berikut.
1.                  Memiliki taraf kecerdasan yang secara signifikan berada di bawah rata-rata kecerdasan umum anak sebayanya. Keadaan ini diindikasikan dengan nilai IQ yang berada di bawah 70.
Selain diindikasikan melalui nilai IQ yang rendah, sebenarnya ada tanda lain yang juga ditampilkan oleh anak dengan keterbelakangan mental.kemampuan belajarnya lebih lambat dan memiliki prestasi belajar jauhdi bawah rata-rata kelasnya dan merata di hamper seluruh mata ajaran. Kita lihat ilustrasi berikut. Banu saat ini berusia 5 tahun dan duduk di TK kelas B. berdasarkan pengamatan guru kelasnya, tampak bahwa Banu mengalami kesulitan untuk mengenal warna dan bentuk. Selain itu, bahasa yang digunakan Banu terdengar seperti bahasa anak berusia 2 tahun. Pengucapan kata-katanya masih belum jelas dan hanya suku kata terakhirnya saja. keadaan ini membuat kemampuan Banu terlihat mencolok disbanding anak-anak seusianya di kelas.
2.                  Tidak dikuasainya perilaku adaptif, yaitu perilaku yang berkaitan dengan keterampilan kegiatan harian.
Anak dengan keterbelakangan mental menunjukkan keterbatasan dalam kecerdasan praktis, yaitu untuk mengarahkan diri untuk melakukan aktivitas harian, dan kecerdasan sosial, yaitu melakukan perilaku yang sesuai dengan situasi sosial. Biasanya anak menunjukkan perilaku yang setara dengan perilaku anak yang jauh lebih muda. Dari ilustrasi di atas, terlihat pula bahwa untuk aktivitas bantu diri, Banu masih harus selalu dibantu. Misalnya, untuk menyiapkan makanan dan masih menggunakan diaper (popok) karena belum dapat mengatakan bila ingin BAK/BAB.
Anak-anak dengan keterbelakangan mental biasanya mengalami kesulitan dalam ranah perilaku adaptasi seperti komunikasi, bantu diri, dan beeberapa aspek lainnya. Berikut ini diuraikan aspek keterampilan  atau kemampuan perilaku adaptif.
Komunikasi
Pemahaman dan Pengungkapan Ide-ide melalui Bahasa Tulisan atau Lisan atau Bahasa Tubuh
Bantu Diri
Kesehatan, kebersihan, tata cara makan, berpakaian dan berdandan.
Aktivitas Rumah Tangga
Pekerjaan rumah tangga sehari-hari, termasuk bebersih rumah, mencuci, menyiapkan makanan, pengelolaan uang dan keamanan rumah.
Sosial
Interaksi sosial, memahami norma-norma sosial dalam berinteraksi, menolong orang lain, mengenali perasaan pihak lain, membentuk pertemanan, mengendalikan dorongan-dorongan dan memenuhi aturan.
Kemasyarakatan
Menggunakan sumber-sumber kemasyarakatan dengan efektif, misalnya berbelanja, dapat menggunakan angkutan umum, dan layanan kemasyarakatan lainnya.
Pengarahan Diri
Membuat alternative pilihan, mengikuti jadwal, melakukan aktivitas yang sesuai dengan konteks, menyelesaikan tugas yang diberikan dan menyelesaikan masalah.

Komunikasi
Pemahaman dan Pengungkapan Ide-ide melalui Bahasa Tulisan atau Lisan atau Bahasa Tubuh
Kesehatan dan Keamanan
Mampu menjaga kesehatan diri, melakukan pertolongan pertama bila terjadi masalah kesehatan, memahami kaidahkaidah keamanan sederhana.
Pelajaran/Akademik
Mampu mengikuti kurikulum akademik dasar, seperti membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
Rekreasi
Keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas waktu luang berdasarkan minat, beramain bersama anak lain.
Pekerjaan
Mampu melakukan pekerjaan sederhana, menyelesaikan tugas yang diberikan, dan juga mengatur uang.

B.                 KARAKTERISTIK ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
Secara umum, terlihat bahwa anak dengan retardasi mental memiliki karakteristik tertentu yang dapat diamati sebagai berikut.
1.                  Menunjukkan ada kendala pada aspek rentang perhatian, daya ingat dan cara belajar. Dalam kesehariannya, anak dengan retardasi mental memiliki kesadaran yang rendah mengenai bagaimana cara mereka belajar dan berpikir. Anak tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan generalisasi atas apa yang sudah dipelajari terhadap situasi baru. Akibatnya mereka seringkali menunjukkan keputusan atas kemmapuan belajar hal-hal yang baru.
2.                  Aktivitas bermain yang dilakukan anak dengan retadasi mental serupa dengan anak yang usianya jauh lebih kecil pada mereka. Demikian pula dengan perilakunya yang cenderung kekanak-kanakan atau tidak sama seperti anak sebayanya.
Selain batasan di atas retardasi mental juga dapat dilihat dari karakteristik/ciri:
a.                              Fisik/tanda-tanda ilmiah
·                     Wajah dan segala sesuatu yang terdapat padanya
-Biasanya anak penyandang cacat mental mempunyai bentuk muka yang bundar. Kalau dilihat dari samping, mukanya cenderung mempunyai tampang yang pipih. Hal ini seperti dikenal dengan “Brachycephaly” (kepala pendek dan lebar).
-Mengenai mata, dari hampir semua anak maupun orang dewasa yang cacat mental cenderung sipit atau miring ke atas. Selain itu, sering juga ada lipatan kecil dari kulit (Epicanthic Fold) yang timbul tegak lurus antara bagian sudut dalam dari mata dan jembatan hidung.
-Rongga mulutnya sedikit lebih kecil dan lidanya lebih besar dari yang biasa. Inilah yang mendorong anak untuk mempunyai kebiasaan mengeluarkan lidahnya pada waktu-waktu tertentu.
·                     Anggota tubuh
-Tangan penderita cacat mental ini cenderung lebar dengan jari-jari yang pendek. Sedangkan kaki cenderung pendek dan tebal serta mempunyai sela yang lebar antara jempol kaki dan jari-jari di sebelahnya.
·                     Koordinasi anggota tubuh
-Adakalanya koordinasi antara tangan dan kaki juga kurang baik. Hal ini bisa terlihat pada anak yang ragu-ragu melangkah dan menggerakkan tangannya.
·                     Gaya duduk
-Biasanya kedua lututnya mengarah lebar ke depan, sedangkan bagian lutut ke bawah sampai telapak kaki terlipat mengarah ke belakang, masing-masing di sebelah kanan dan kiri pinggang.
b.         Sikap dan tingkah laku
-Ada yang terlalu apatis (diam) dan adapula yang terlalu hiper-aktif.
c.         Perkembangan anak cacat mental
-Anak cacat mental tertentu, selain yang berat cacat mentalnya, masing akan dapat berkembang da belajar sepanjang hidupnya. Dari seorang bayi yang baru dilahirkan dan seluruhnya tergantung dari keluarganya, mereka akan berkembang jasmani, daya pikir dan perasaannya. Perkembangan anak cacat mental, tidak hanya lebih lambat atau bahkan jauh tertinggal dari mereka yang tanpa cacat, tetapi yang dicapai juga tidak lengkap. Dan  dalam masa dewasanya, mereka yang cacat mental akan lebih memerlukan bantuan dari rata-rata orang dewasa pada umumnya.
Para ahli melakukan klasifikasi gangguan anak dengan retadasi mental menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
Tingkat Retardasi Mental
Kategori Pendidikan
Kisaran IQ (Skala Wechsler)
Ringan
Mampu Didik
69-55
Sedang
Mampu Latih
54-40
Berat
Mampu Latih dengan bantuan
39-25

Anak dengan tingkat retardasi mental ringan diharapkan masih mampu menguasai pendidikan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Mereka juga masih dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasinya. Diharapkan pula kemampuan motoriknya tidak mengalami perbadaan yang besar dengan anak normal seusianya. Biasnya, anak dengan retardasi mental ringan sulit dibedakan dengan anak normal pada usia dini. Perbedaan akan makin jelas ketika anak berada di usia sekolah, yaitu sekitar 7 tahun.
Pada anak-anak dengan tingkat retardasi mental sedang, biasanya tujuan pendidikan lebih diarahkan pada sosialisasi, kegiatan bantu diri, dan aktivitas pekerjaan sederhana. Mereka diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri dan melakukan pekerjaan sederhana yang dapat memberi penghasilan sehingga mereka tidak bergantung pada orang lain. Kemampuan komunikasi anak akan sedikit terhambat karena kesadaran sosialnya yang berada jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Biasanya, anak dengan tingkat retardasi mental sedang juga mengalami masalah fisik, seperti down syndrome, microcephaly, atau gangguan pada susunan saraf.
Untuk anak-anak dengan tingkat retardasi mental berat, biasanya mereka meengalami perkembangan motorik dan komunikasi yang buruk. Sehinga pelatihan bantu diri yang diberikan harus disertai dengan pengawasan dari orang lain.

C.                KLASIFIKASI ANAK RETARDASI MENTAL
Pengelompokan pada umumnya didasarkan pada taraf intelegensinya, yang terdiri dari keterbelakangan mental ringan, sedang, dan berat. Kemampuan intelegensi anak retardasi mental yang diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler (WISC) Somantri (2005).

a. Retardasi Mental Ringan
Retardasi Mental ringan disebut juga moron atau debil. kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut Skala Weschler memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana.

b. Retardasi Mental Sedang
Retardasi Mental sedang disebut juga imbesil. Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada Skala Binet dan 54-40 menurut Skala Weschler. Mereka sangat sulit untuk belajar secara akademik, dalam kehidupan rumah tangga mereka juga membutuhkan pengawasan secara terus menerus.

c. Retardasi Mental Berat
Retardasi Mental berat sering disebut juga idiot. Kelompok ini dapat dibedakan lagi antara anak Retardasi Mental berat dan sangat berat. Retardasi Mental berat (severe) memiliki IQ antara 32-20 menurut Skala Binet dan antara 39-25 menurut Skala Weschler. Retardasi Mental sangat berat (profound) memiliki IQ dibawah 19 menurut Skala Binet dan IQ dibawah 24 menurut Skala Weschler. Pada kategori ini kemampuan komunikasi dan motorik anak sangat terbatas, sehingga memerlukan bantuan atau perawatan dari orang lain.

Tabel Klasifikasi Retardasi Mental berdasarkan derajat keterbelakangannya
Level Keterbelakangan
IQ
Standford Binet
Skala Weschler
Ringan
68-52
69-55
Sedang
51-36
54-40
Berat
32-20
39-25
Sangat Berat
>19
>24
sumber : Blake 1976 (dalam somantri, 2005)

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa secara umum anak retardasi mental dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu retardasi mental ringan, sedang, dan berat.

D.                PENYEBAB RETADASI MENTAL
Penyebab retardasi mental secara umum dapat terjadi karena faktor genetic, biologis non-keturunan, dan lingkungan.
1.                  Faktor Genetik
Perkembangan anak dimulai sejak pembuahan, tetapi kekuatan apa sajakah yang mempengaruhi proses tersebut? Pada waktu sebuah sel sperma yang berbentuk seperti berudu menembus sel dinding sel telur, ia melepaskan 23 partikel kecil yang disebut sebagai kromosom. Pada saat yang bersamaan sel telur memcah diri dan melepaskan 23 kromosom pula. Dengan demikian seorang individu memulai hidupnya dengan 48 kromosom. Kromosom yang memecah diri menjadi partikel kecil disebut gen yang berarti pembawa sifat-sifat keturunan anak. (dalam tubuh manusia terdapat 1 juta gen atau rata-rata 20.000 gen dalam setiap kromosom).
Seluruh bawaan biologis seorang anak berasal dari orang tuanya dikandung dalam 23 pasang kromosom ini. 22 pasang adalah autoso, yang sama-sama dimiliki oleh pria dan wanita, sedangkan pasangan ke-23 disebut kromosom seks yang berbeda pada pria dan wanita. Kromosom inilah yang menentukan jenis kelamin anak. Wanita normal mempunyai dua kromosom X (XX), sedangkan pria normal mempunyai satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY). Lebih dari 150 kerusakan gen yang diketahui dapat menyebabkan keterbelakangan mental, walaupun kebanyakan jarang terjadi. Dalam hal ini gen gagal memberikan perintah memproduksi enzim yang normal, atau pembentukan enzim yang salah. Dalam hal lain struktur abnormal terjadi pada autosom atau pada kromosom seks.
Keterbelakangan mental adalah suatu bentuk sebagai akibat adanyasebuah kromosom tambahan pada pasangan ke-21 dari autosom (pasangan yang normal).
Keadaan ini berlangsung sejak individu berada pada masa konsepsi. Terjadi kelainan kromosom karena penambahan atau pengurangan suatu kromosom. Akibatnya terjadi kelainan secara fisik maupun fungsi-fungsi kecerdasannya.
2.                  Biologis Non-Keturunan
Retardasi mental tidak hanya dapat terjadi karena faktor genetic tetapi juga banyak hal nongenetik yang menyebabkan keterbelakngan mental, termasuk radiasi, gizi ibu yang buruk, obat-obatan, dan faktor rhesus adalah contoh beberapa hal yang dapat menyebabkan keterbelakangan mental, antara lain berikut ini.
  1. Radiasi sinar X, dapat menyebabkan cacat lahir para ibu selama kehamilan, untuk pengobatan kanker pelvis atau untuk mendiagnosis, atau dari sumber-sumber tenaga atom, risiko bahaya di tempat bekerja atau debu radioaktif (fallout). walaupun bahaya tidak diketahui dengan jelas, radiasi dapat mengakibatkan bermacam-macam gangguan pada bayi yang belum lahir termasuk kematian, kelainan bentuk, kerusakan otak, kemudahan terkena kanker tertentu, umur pendek dan mutasi gen yang akibatnya baru terasa pada beberapa generasi berikutnya. Radiasi pada masa antara pembuahan dan waktu ovum ditanam dalam uterus, diduga dapat menghancurkan ovum yang telah dibuahi. Bahaya kelainan bentuk yang terbesar terjadi di antara minggu kedua dan keenam setelah pembuahan. Walaupun akibat dari sinar X berkurang pada masa hamil tua, tetapi ada risiko kerusakan terutama pada otak dan system tubuh lainnya.
  2. Keadaan gizi ibu yang buruk ketika kehamilan, calon ibu harus mendapatkan gizi yang baik jika ingin menjaga kesehatannya selama hamil dan melahirkan bayi yang sehat.hal ini cukup beralasan kalau mengingat bahwa janin yang sedang tumbuh memperoleh makanan dari aliran darah ibunya, melalui membrane yang semipermiabel dari plesenta dan tali pusar. Kekurangan gizi bagi ibu hamil mengakibatkan pembentukan sel-sel otak bayi yang terjaddi selama kehamilan mengalami gangguan. Misalnya karena kekurangan asam folat atau zat besi yang sangat berguna untuk pembentukan sel-sel saraf. Dari hasil penelitian anak-anak yang mempunyai cacat lahir, keterbelakangan mental, dan persoalan lain diakibatkan oleh kekurangan gizi pada saat di dalam kandungan.
  3. Obat-obatan, selama dekade terakhir para dokter dan orang tua merasa khaawtir akan akibat yang merugikan dari obat-obatan dalam perkembangan embrio dan janin. Alas an penting kekhawatiran ini ialah terjadinya kerusakan anatomi pada anggota tubuh sekelompok bayi yang ibunya meminum obat thalidomid selama hamil. Banyak obat lain yang kini dicurigai mengakibatkan cacat lahir, jika diminum selama kehamilan termasuk di dalamnya beberapa antibiotic, hormone, steroid, antikoagulan, narkotika dan obat penenang serta beberapa obat halusinogenik seperti LSD dan PCP (angel dust). Selain itu dosis yang berlebihan dari beberapa vitamin, seperti vitamin A dan K juga dicurigai dapat mengakibatkan cacat lahir. Corger dan Petersenmengadakan penenlitian dengan mengujicobakan kepada kera memungkinkan akibat pemakaian mariyuana pada system reproduksi ibu atau pada janin belum mencukupi, tetapi telah diketahui bahwa mariyuana menekan produksi sperma, yang dapat mempengaruhi ovulasi serta mempengaruhi pemisahan kromosom pada pembelahan sel dan zat-zat kimianya dapat menembuh hambatan plasenta.
  4. Faktor Rhesus, menunujukkan adanya fakor kimia yang terdapat dalam darah sekitar 85% manusia, walaupun terdapat variasi ras dan etnik. Ada atau tidaknya faktor kimia ini mengakibatkan perbedaan kesehatan seseorang. Tetapi bila seorang pria Rh-positif menikah dengan wanita Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik bagi keturunannya. Jika bayi mereka mempunyai Rh-positif maka darah ibu dapat membentuk antibody untuk melawan faktor Rh-positif yang asing. Selama kehamilannya, antibody dalam darah ibu dapat menyerang darah Rh-poitif bayi yang belum lahir. Penghancuran yang terjadi dapat dibatasi sehingga timbul sebagai anemia ringan, atau ekstensif sehingga mengakibatkan celebral-palsy, ketulian, keterbelakngan mental bahkan kematian.
3.                  Lingkungan
Selain keadaan genetik dan biologis, faktor lingkungan juga dapat berperan sebagi penyebab retardasi mental, terutama berkaitan dengan kesempatan stimulasi yang diberikan pada anak. Penolakan orang tua misalnya, dapat menjadi penyebab retardasi mental. Anak yang tidak diterima oleh orang tuanya, sangat mungkin telah mendapat stimulasi yang cukup untuk optimalisasi perkembangannya. Demikian pula karena keadaan ekonomi keluarga yang sangat kekurangan sehingga anak tidak mendapat fasilitas untuk stimulasi perkembangannya, misalnya pendidikan formal, ketersediaan buku atau mainan.
E.                 PENANGANAN SISWA DENGAN RETARDASI MENTAL
Untuk dapat mengoptimalkan kemampuan anak dengan retardasi mental, penanganannya harus secara kemprehensif, antara orang tua, psikolog, dokter, guru dan terapis (bila ada). Pelatihan atau pendidikan yang diberikan tentu saja mengacu pada tingkat retardasi yang dialami oleh anak dan potensi yang dimilikinya.
Untuk bidang pendidikan, terutama di tingkat penanganan anak retardasi mental dapat ditekankan pada pengembangan keterampilan bersosialisasi dan aktivitas bantu diri sederhana.
Dalam memberikan materi pelajaran, ada beberapa cara yang dapat diterapkan oleh guru.
1.                  Kenalkan materi pelajaran yang baru dengan perlahan-lahan. Pastikan bahwa anak memahami apa yang disampaikan. Beri kesempatan untuk berlatih secara langsung. Ulangi materi yang penting beberapa kali. Misalnya, untuk mengajarkan bahwa ketika masuk sekolah, anak harus berjabat tangan dengan guru dan mengucapkan salam. Untuk pecan pertama, anak diajarkan setiap kali masuk ke dalam kelas di pagi hari harus menghampiri guru dan berjabatan tangan. Materi ini diberikan dan dilatihkan pada anak sepanjang pecan. Kemudian untuk pecan kedua, ditambahkan bahwa sambil berjabatan tangan, anak harus mengucapkansalam. Yang paling penting adalah anak harus diberi kesempatan untuk berlatih langsung atas materi yang diberikan.
2.                   Dalam memberikan instruksi atau keterangan, hendaknya guru membantu anak untuk memusatkan perhatiannya terlebih dahulu pada apa yang akan disampaikan oleh guru. Misalnya dengan menggunakan kata-kata, “coba perhatikan ibu”, “Lihat”, “dengar”, atau dapat juga dengan memanggil nama anak yang bersangkutan. Pastikan bahwa anak telah memusatkan perhatiannya pada apa yang hendak disampaikan.
3.                  Keterangan yang disampaikan hendaknya diterangkan dalam bentuk yang nyata dan secara bertahap. Misalnya, untuk mengajarkan bahwa selesai makan anak harus mencuci tangan, guru harus melatihkan setiap langkahnya. Jelaskan pada anak, bahwa setelah selesai makan ia harus menutup tempat bekalnya. Setelah anak menutup tempat bekalnya, ajak anak untuk memasukkan ke dalam tasnya. Kemudian, ajak anak berjalan ke tempat cuci tangan. Ajarkan anak bagaimana memutar kran air hingga air berhenti mengalir. Jangan lupa bahwa setelah menutup kran air, anak harus menggunakan lap tangan agar tangannya kering.

F.                 KONDISI EMOSI ANAK RETARDASI
Perkembangan dorongan (drive) dan emosi berkaitan dengan derajat berat ringannya retardasi mental tersebut. Anak retardasi mental berat tidak dapat menunjukan dorongan pemeliharaan dirinya sendiri. Mereka dapat menghindar dari bahaya. Pada anak retardasi mental sedang, dorongan berkembang lebih baik tetapi kehidupan emosinya terbatas pada emosi-emosi yang sederhana. Pada anak terbelakang mental ringan, kehidupan emosinya tidak jauh berbeda dengan anak normal, akan tetapi masih terbatas. Mereka dapat memperlihatkan rasa sedih namun sukar untuk menggambarkan suasana terharu. Mereka dapat mengekspresikan kegembiraan namun sulit mengungkapkan kekaguman (Somantri, 2005).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mc Iver (dalam Somantri, 2005) dengan menggunakan Children’s Personality Questionare ternyata anak keterbelakangan mental memiliki beberapa kekurangan. Anak retardasi mental laki-laki memiliki kekurangan berupa
tidak matangnya emosi, depresi, bersikap dingin, menyendiri, tidak dapat dipercaya, impulsif, lancang, dan merusak. Sedangkan anak retardasi mental wanita memiliki kekurangan berupa mudah dipengaruhi, kurang tabah, ceroboh, kurang dapat menahan diri, dan cenderung melanggar ketentuan. Berbagai emosi positif yang dimiliki oleh anak retardasi mental adalah seperti cinta, girang, dan simpatik, emosi ini tampak pada anak retardasi mental yang masih muda terhadap peristiwa-peristiwa yang bersifat konkret. Jika lingkungan positif terhadapnya maka mereka akan lebih menunjukan emosi tersebut. Emosi-emosi yang negatif adalah perasaan takut, giris, marah, dan benci. Biasanya rasa takut muncul pada hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sosial.
Secara umum dapat disimpulkan kondisi emosi anak Retardasi Mental tergantung pada seberapa berat retardasi mental yang diderita. Anak dengan retardasi mental ringan kondisi emosinya hampir sama dengan kondisi emosi anak normal, anak retardasi mental ringan kondisi
emosinya terbatas pada emosi yang sederhana. Sedangkan anak retardasi berat emosinya sudah mulai sulit terkontrol hal ini disebabkan pula karena hubungan sosial yang terganggu.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1)                  Dari penelitian dan pengamatan para ahli dapat disimpulkan bahwa faktor genentik sangat mempengaruhi proses awal kehidupan individu. Bagaimana Anda dapat menjelaskan mengapa faktor genetik sangat mempengaruhi perkembangan individu?
2)                  Uraikan dengan jelas karakteristik keterbelakangan mental!
3)                  Jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keterbelakangan mental individu selain faktor genetik!
Petunjuk Jawaban Latihan
Diskusikan soal latihan di atas dengan teman Anda atau dalam satu kelompok kecil. Refleksikan hasil diskusi tersebut dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Bila Anda dapat melakukannya dengan baik, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar ini.
1)                  Untuk menjawab latihan ini, Anda diharapkan memahami dan meilhat kembali pembahasan mengenai proses awal kehidupan seseorang.
2)                  Untuk menjawab soal latihan ini, Anda diminta untuk membaca kembali karakteristik anak keterbelakangan mental.
3)                  Untuk menjawab latihan ini silahkan Anda membaca kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran anak keterbelakangan mental.
RANGKUMAN
1.      Berdasarkan definisi dari Asosiasi Retardasi Mental di Amerika, terdapat 2 ciri utama yang harus ditampilkan oleh seorang anak yang dicurigai mengalami gangguan retardasi mental sebelum berusia 18 tahun, yaitu sebagai berikut.
a.       Memiliki taraf kecerdasan yang secara signifikan berada di bawah rata-rata kecerdasan di bawah anak sebayanya, atau dengan nilai IQ di bawah 70.
b.      Tidak dikuasianya perilaku adaptif.
2.      Perilaku adaptif terdiri atas beberapa aspek keterampilan atau kemampuan, yaitu komunikasi, batu diri, aktivitas rumah tangga, sosial, kemasyarakatan, pengarahan diri, kesehatan dan keamanan, pelajaran/akademik, rekreasi, pekerjaan.
3.      Secara umum, penyebab retardasi mental dapat terjadi karena faktor genetik, biologis non-keturunan, dan lingkungan.
4.      Keadaan yang diakibatkan faktor genetik terjadi sejak individu berada pada masa konsepsi, yaitu terjadinya kelainan kromosom karena penambahan atau pengurangan suatu kromosom.
5.      Retardasi mental juga dapat terjadi karena faktor biologis non-keturunan. Ini biasanya terjadi karena keadaan gizi ibu yang buruk ketika kehamilan.
6.      Faktor lingkungan juga dapat berperan sebagai penyebab retardasi mental, terutama berkaitan dengan kesempatan stimulasi yang diberikan pada anak.
7.      Anak dengan retardasi mental memiliki karakteristik yang dapat diamati yaitu adanya kendala pada aspek rentang perhatian, daya ingat, dan cara belajar.
8.      Selain itu, aktivitas bermain yang dilakukan anak dengan retardasi mental biasanya serupa dengan anak yangusianya jauh lebih muda.
9.      Para ahli menetapkan klasifikasi anak dengan retardasi mental menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a.       Ringan : mampu didik dengan kisaran IQ 69-55
b.      Sedang: mampu latih dengan kisaran IQ 54-40
c.       Berat : mampu latih dengan bantuan, kisaran IQ 39-25
10.  Dalam memberikan materi pelajar, terdapat beberapa cara yag dapat diterapkan oleh guru.
a.       Kenalkan materi pelajaran yang baru dengan perlahan-lahan.
b.      Dalam memberikan instruksi atau keterangan, hendaknya guru membantu siswa untuk memusatkan perhatiannya terlebih dahulu.
c.       Keterangan yang disampaikan hendaknya diterangkan dalam bentuk yang nyata dan secara bertahap.

TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)      Anak dengan retardasi mentak harus didiagnosis sebelum usia ….
A.    2 tahun
B.     4 tahun
C.     8 tahun
D.    10 tahun
2)      Salah satu ciri utama anak dengan retardasi mental adalah ….
A.    Diindikasikan memiliki nilai IQ berada di bawah 70
B.     Memiliki prestasi belajar yang tinggi
C.     Memiliki kemampuan sosial yang sangat baik
D.    Menunjukkan keterlambatan perkembangan hanya pada aspek intelegensi
3)      Perilaku yang berkaitan dengan keterampilan kegiatan harian disebut ….
A.    Perilaku kognitif
B.     Perilaku adaptif
C.     Perilaku genetik
D.    Perilaku fisik
4)      Keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas waktu luang berdasarkan minat atau bermain bersama anak lain termasuk ranah …
A.    Sosial
B.     Masyarakat
C.     Bantu diri
D.    Pengarahan diri
5)      Termasuk keterampilan dalam ranah aktivitas bantu diri adalah ….
A.    Berpakaian dan berdandan
B.     Menolong orang lain
C.     Berebalnja
D.    Menjaga kesehatan diri
6)      Di bawah ini adalah faktor yang dapat menjadi penyebab retardasi mental yaitu, kecuali ….
A.    Genetik
B.     Biologis non-keturunan
C.     Lingkunagn
D.    kecelakaan
7)      Aspek kognisi yang menjadi kendala pada anak retardasi mental adalah ….
A.    Kemampuan mewarnai dan daya ingat
B.     Kemampuan daya ingat dan rentang perhatian
C.     Kemampuan membaca dan daya ingat
D.    Kemampuan mewarnai dan membaca
8)      Tergolong kategori mampu latih adalah ….
A.    IQ 69-55
B.     IQ 54-40
C.     IQ 39-25
D.    IQ 24-10
9)      Para ahli menetapkan klasifikasi anak dengan retardasi mental menjadi 3 tingkatan, yaitu ….
A.    Ringan, berat dan sedang
B.     Jauh, dekat dan sedang
C.     Ringan, sedang dan berat
D.    Lemah, sedang dan parah
10)  Dalam memberikan materi pelajaran, terdapat beberapa cara yang dapat diterapkan oleh guru, kecuali ….
A.    Kenalkan materi pelajaran kepada anak
B.     Memberikan instruksi atau keterangan
C.     Memberikan tugas kepada anak
D.    Keterangan yang disampaikan dalam bentuk yang nyata dan secara bertahap
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

 ×100%

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali
      80 – 89% = baik
       70 – 79% = cukup
       < 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.









KEGIATAN BELAJAR 2
Anak dengan Gangguan
Down Syndrome
Sebagai mana telah anda pelajari pada modul sebelumnya tentang keterbelakangan mental yang telah banyak diteliti oleh banyak ahli dari bebagai belahan dunia. Mereka telah mengatakan bahwa hal yang paling utama dalam perkembangan awal kehidupan seseorang adalah faktor genetik. Pada kegiatan belajar 2 ini akan di bahas mengenai down syndrome. Meskipun tidak terlalu anak dengan keadaan down syndrome  mengalami retardasi mental, namun sebagian besar anak  down syndrome  mengalami keterlambatan pada tahun pertama kehidupannya yang mengakibatkan retardasi mental dikemudian hari.
            Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah anda diharapkan dapat menjelaskan:
  1. Pengertian dan memahami mengenai gangguan down syndrome pada anak;
  2. Karakteristik dan ciri-ciri anak dengan gangguan down syndrome;
  3. Penanganan dalam pendidikan untuk anak dengan ganguan down syndrome.

A.                PENGERTIAN DOWN SYNSDROME
Down syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom ketika anak anak masih dalam kandungan . Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.  Ahli pertama yang mengidentifikasi gangguan ini adalah John Langdon Down. Ia adalah dokter berkebangsaan Inggris yang pertama kali menemukan tanda-tanda para koleganya, mengidentifikasi basis genetiknya.
            Kelainan-kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental ini pertama kali ditemukan oleh Dr. John Longdon Down pada tahun 1866 . Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu pertama 7 kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.
            Kromosom adalah serat-serat khusus yang terdapat didalam setiap sel didalam badan manusia dimana terdapat bahan-bagan genetik yang menentukan sifat-sifat seseorang. Selain itu down syndrom disebabkan oleh hasil daripada penyimpangan kromosom semasa konsepsi. Ciri utama daripada bentuk ini adalah dari segi struktur muka dan satu atau ketidakmampuan fisik dan juga waktu hidup yang singkat. Down syndrome bukanlah suatu penyakit maka tidak menular, karena sudah terjadi sejak dalam kandungan.
Berdasarkan hasil penelitian, terjadi mutase gen pada kromosom 21, dimana terdapat tambahan pada bagian kromosom tersebut. Manusia secara normal memiliki 46 kromosom, sejumlah 23 diturunkan oleh ayah dan 23 lainnya diturunkan oleh ibu. Para individu yang mengalami down syndrome hampir selalu memiliki 47 kromosom, bukan 46. Ketika terjadi pematangan telur, 2 kromosom pada pasangan kromosom 21, yaitu kromosom terkecil gagal membelah diri. Jika telur bertemu dengan sperma, akan terdapat kromosom 21 yang istilah teknisnya adalah trisomi 21.
Mutase gen ini memiliki kemungkinan besar pada kelahiran dimana usaia ibu antara 40-50 tahun. Bayi yang mengalami down syndrome jarang dilahirkan oleh ibu yang berusia di bawah 30 tahun, tetapi risiko akan bertambah setelah ibu mencapai usia di atas 30 tahun. Pada usia 40 tahun, kemungkinannya sedikit di atas 1 dari 100 bayi, dan pada usia 50 tahun, hampir 1 dari 10 bayi. Risiko terjadinya down syndrome juga lebih tinggi pada ibu yang berusia di bawah 18 tahun. Persentasenya sekitar 1,5 per 1000 kelahiran. Sampai saat ini ditemukan pengobatan yang efektif atas keadaan ini.

Wanita dengan usia diatas 35 tahun mempunyai kesuburan yang kurang dibandingkan dengan mereka berusia 20 tahun, angka kesuburan semakin menurun dengan bertambahnya usia. Wanita diatas 35 tahun juga lebih sering menderita keguguran dan melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Semakin tua ibu hamil semakin besar kemungkinan hal ini terjadi. Tetapi timbulnya komplikasi yang serius relatif kecil, terutama bagi mereka dengan kesehatan diri dan perawatan kesehatan yang baik. Didalam hal-hal yang dsiduga terdapat kemungkinan kelahiran kromosom atau keabnoramalan.
Angka kejadian Down Syindrome dikaitkan dengan usia ibu saat kehamilan :
a.         15-29 tahun – 1 kasus dalam 1500 kelahiran hidup
b.         30-34 tahun – 1 kasus dalam 800 kelahiran hidup
c.         35-39 tahun – 1 kasus dalam 270 kelahiran hidup
d.         40-44 tahun – 1 kasus dalam100 kelahiran hidup
e.         Lebih 45 tahun – 1 kasus dalam 50 kelahiran hidup.

B.                 KARAKTERISTIK ANAK DOWN SYNDROME
            Akibat mutase gen pada kromosom 21, bayi yang dilahirkan biasanya memiliki ciri-ciri fisik yang khas, terutama pada bagian wajah. Ukuran kepala lebih kecil dibandingkan dengan anak seusianya. Lidah anak tergolong besar untuk ukuran lidahnya yang kecil, bentuk mata yang khas sedangan kelopak mata yang seakan-akan sulit membuka dan mempunyai lipatan epikantus sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadang-kadang berbintik, yang disebut bintik “Brushfield” , batang hidung yang datar, leher yang pendek, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, serta kedua lubang hidung terpisah lebar. Bentuk jari-jari tangan juga spesifik, dimana biasanya ukuran jari-jari tangan cendrung pendek dan melengkung. Akibatnya telapak tangan seperti berbentuk persegi empat yang lebar. Dengan bentuk wajah dan tubuh yang khas, anak down syndrome memiliki wajah yang mirip satu dan yang lainnya.
            Selain karakteristik umum tersebut, ada ciri-ciri yang spesifik untuk anak down syndrome, terdapat ciri fisik khas pada wajahnya: kemungkinan gangguan pada mata, jantung atau bentuk fisik yang cendrung gemuk karena mereka tidak bisa mengontrol nafsu makan akibat masalah disusunan sarafnya. Kebanyakan mereka mempunyai IQ sekitar25 sampai 45, walaupun sebagian kecil mempunyai IQ setingi 70,dan sekitar 4% dapat membaca. Pada umumnya meraka bersifat periang, suka meniru dan menyukai musik
            Dalam perkembangannya, anak down syndrome  mengalami keterlambatan perkembangan pada berbagai aspek, termasuk intelektual. Keadaan ini dapat diamati sejak masih bayi dimana perkembangan motoriknya tergolong lebih lambat bila dibandingkan bayi lainya. Misalnya, bayi berusia 4 bulan biasanya sudah mampu tengkurap, sedangkan anak yang mengalami down syndrome baru melakukannya ketika berusia 6-8 bulan. Keadaan ini sangat berkaitan erat dangan perkembangan otot-otot tubuh yang mengalami hambatan pada anak dengan down syndrome. Demikian juga dengan perkembangan biasanya jauh lebih lambat bila dibandingkan dengan anak nmengalami down syndrome. Meskipun demikian, anak dengan down syndrome tetap akan mengalami tahapan perkembangan yang sama dengan anak normal, meskipun waktunya menjadi lebih lambat atau lama. Oleh karena itu stimulasi dan latihan harus tetap diberikan agar anak dsapat berkembang dengan optimal.
            Akibat dari keterlambatan perkembangannya, anak dengan down syndrome mengalami retardasi mental. Biasanya kategori retardasi mentalnya adalah moderate (sedang). Sehingga, dalam pembelajarannya digunakan metode yang sama dengan anak yang mengalami retardasi mental.
            Terdapat 3 variasi genetik yang menjadi penyebab Down Syndrome (Selikowitz, 2001), yaitu:
1.                  Trisonomi 21
            Keadaan ini disebabkan oleh adanya ekstra kromosom 21 dalam semua sel individu. Hal seperti itu terjadi karena salah satu dari orangtua memberikan dua kromosom 21 baik melalui sel telur maupun melalui sperma, bukannya satu seperti biasanya. Ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi (95%) pada anak-anak down syndrome yang lahir dari ibu dengan bermacam-macam usia.
2.                  Translokasi
            Pada tipe ini, sebagian dari kromosom lain tersangkut pada kromosom 21. Hal itu terjadi ketika bagian atas yang kecil dari kromosom 21 dan sebuah kromosom lain pecah, lalu kedua bagian yang tersisa saling melekat satu sama lain pada bagian ujungnya.
Jenis Translokasi ini bisa terjadi apabila salah satu orang tua merupakan pembawa. Yang dimaksud dengan pembawa adalah orang normal yang memiliki 23 pasang kromosom namun salah satu dari kromosom 21 melekat dengan kromosom lainnya. Maka masalah yang akan timbul adalah pada saat memproduksi sperma atau sel telur adalah sulitnya untuk membagi jumlah kromosom dengan merata, karena kedua kromosom tersebut sudah saling melekat satu sama lain.
3.                  Mosaik
            Pada keadaan ini, hanya sebagian sel yang mengandung ekstra kromosom sedangkan sel yang lain normal. Individu-individu ini dikatakan menunjukkan gambaran mosaik karena sel-sel tubuh mereka seperti mosaik yang tersusun dari potongan-potongan yang berbeda, sebagian normal dan sebagian dengan kromosom tambahan. Kasus ini adalah kasus yang paling jarang terjadi pada anak down syndrome, jumlahnya hanya 1% saja.

C.                GEJALA ATAU TANDA-TANDA DOWN SYNDROME

Penderita Down Syndrome memiliki jarak antar jari kaki yang melebar. Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia). Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan kerusakan pada sistem organ yang lain. Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistem pencernaan dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atau duodenum (duodenal atresia).
Apabila anak sudah mengalami sumbatan pada organ-organ tersebut biasanya akan diikuti muntah-muntah. Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (bahasa Inggris: amyloid precursor protein) seperti pada penderita Alzheimer.

Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi. Sindrom down tidak bisa dicegah, karena DS merupakan kelainan yang disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2 menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya DS.Diagnosis dalam kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara pengambilan CVS (mengambil sedikit bagian janin pada plasenta) pada kehamilan 10-12 minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.

Pemeriksaan diagnostik
Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
-Pemeriksaan fisik penderita
-Pemeriksaan kromosom
-Ultrasonografi (USG)
-Ekokardiogram (ECG)
-Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)

D.                TERAPI ANAK DOWN SYNDROME
            Terapi fisik yang digunakan untuk menangani anak-anak yang menderita kelainan down syndrome adalah dengan terapi treadmill, yaitu dengan cara melatih ibu atau pengasuh dan anak yang mengalami down syndrome. Ibu atau pengasuh anak down syndrome dilatih bagaimana cara yang tepat untuk melatih anak down syndrome agar dapat berjalan dan dapat melatih keterampilan motoriknya, misalnya bagaimana cara memegang bayi, melatih anak untuk duduk dan berjalan sendiri. Hal ini dilakukan karena anak-anak down syndrome seringkali mengalami keterbelakangan kemampuan motorik, seperti terlambat berdiri dan berlari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Palisano, dkk membuktikan bahwa 73% dari anak-anak down syndrome baru mampu berdiri pada usia 24 bulan, dan 40% bisa berjalan pada usia 24 bulan. Sehingga, terapi treadmill ini dilakukan agar dapat membantu anak-anak down syndrome dalam melatih keterampilan motoriknya.
            Selain terapi fisik tersebut, dapat pula dilakukan beberapa intervensi sebagai penunjang dalam membantu perkembangan fisik dan psikologis anak-anak down syndrome, seperti intervensi berupa special education, menerapkan pendidikan khusus bagi anak-anak down syndrome, modifikasi perilaku, dan parenting skill bagi orang tua anak-anak down syndrome. Sehingga dengan adanya terapi fisik dan intervensi tersebut, diharapkan dapat membantu anak-anak down syndrome agar mereka dapat tetap berkembang dengan optimal, dan dapat beraktivitas, meskipun tidak seperti anak-anak normal lainnya.

LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi diatas, kerjakan latihan berikut:
1.      Amatilah sekelompok anak down syndrome pada sekolah khusus yaitu SLB, jelaskan dengan kata-kata Anda sendiri ciri-ciri khusus apa yang Anda lihat pada anak tersebut!
2.      Jelaskanlah mengapa kehamilan ibu pada usia diatas 35 tahun rentan akan kelainan pada janinnya!
3.      Pennganan seperti apa yang akan Anda lakukan apabila dikelas tempat Anda mengajar salah seorangnya adalah anak down syndrome.

Petunjuk jawaban latihan
  Diskusikan soal latihan diatas dengan teman Anda atau dalam suatu kelompok kecil. Refleksikan hasil diskusi tersebut  dengan kata-kata Anda sendiri. Bila Anda dapat melakukannya dengan baik, berarti Anda telah memahami kegiatan belajar ini.
1.      Agar Anda dapat mengerjakan soal ini, bacalah kembali ciri-ciri anak yang mengalami down syndrome kemudian cocokkanlah dengan pengaslaman Anda apakah ciri-ciri yang Anda temukan sama dengan yang ada pada materi diatas.
2.      Sebelum Anda menjawab pertanyaan ini, sebaiknya Anda membaca kembali pengetian down syndrome.
3.      Lakukan interaksi dengan anak-anak down syndrome, dengan mengajaknya berinteraksi maka Anda melihat reaksi mereka setelah itu teruskanlah masalah-masalah yang ada dan bagaimana cara penangannya.

RANGKUMAN
1.      Dokter yang pertama kali mengidentifikasi ganguan down syndrome adalah John Langdon Down.
2.      Down Syndrome adalah suatu keadaan fisik yang disebab oleh mutase gen ketika anak masih berada dalam kandungan.
3.      Anak down syndrome memiliki ciri-ciri fisik yang khas, terutama pada bagian wajah. Ukuran kepala terlihat kecil, lidah anak tergolong besar disbanding dengan mulutnya yang kecil. Bentuk mata yang khas dengan kelopak mata yang seakan-akan sulit membuka, batang hidung datar. Leher pendek dan bentuk jari tangan yang pendek dan melengkung serta telapak tangan seperti berbentuk persegi empat.
4.      Mayoritas anak down syndrome mengalami keterlambatan perkembangan yang juga berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasannya. Akibatnya kebanyakan mereka mengalami retardasi mental sedang.

TES FORMATIF
            Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1)      Nama down syndrome berasal dari nama dokter yang menemukan gangguan ini, yaitu….
a.       Langdom Johan Down
b.      John Langdom Down
c.       Down Johan Langdom
d.      John Down Langdom
2)      Ciri utama yang terlihat pada anak dengan gangguan down syndrome adalah bentuk kepala yang….
a.       Bulat
b.      Lonjong
c.       Kecil
d.      Besar
3)      Penyebab gangguan down syndrome adalah….
a.       Kelebihan kromosom
b.      Mutasi gen
c.       Kekurangan kromosom
d.      Kondisi fisik ibu hamil
4)      Perkembangan anak dengan down syndrome cendrung mengalami keadaan dibawah ini, kecuali….
a.       Lambat dalam perkembangan fisik
b.      Kemampuan motorik lebih lemah
c.       Otot-otot tubuh mengalami hambatan
d.      Dapat berkomunikasi dengan baik
5)      Mayoritas anak dengan gangguan down syndrome mengalami retardai mental dengan kategori…..
a.       Memiliki IQ 28-85
b.      Memiliki IQ 5-90
c.       Memilki IQ 10-75
d.      Memiliki IQ 15-60
6)      Anak down syndrome memiliki bentuk tangan seperti …..
a.       Tangan bayi dan lebar
b.      Persegi empat yang lebar
c.       Pendek dan melengkung
d.      Persegi empat dan melengkung
7)      Anak dengan down syndrome biasanya kategori retardasi mentalnya adalah….
a.       Mill
b.      Moderate
c.       Mosaicism
d.      Trisomy
8)      Cara pemberian stimulasi kepada anak down syndrome adalah dengan cara….
a.       Berkelanjutan
b.      Tidak teratur
c.       Sekali-kali
d.      Sewaktu-waktu saja
9)      Anak down syndrome memiliki ciri fisik khas pada wajah berupa…..
a.       Ukuran mata kecil dan tergolong besar
b.      Kelompok mata seakan-akan sulit terbuka dan memiliki lidah pendek.
c.       Leher yang panjang dan mata yang kecil
d.      Memiliki lidah besar dan leher yang pendek.
10)  Anak down syndrome nmampu tengkurap biasanya pada usia….
a.       4 atau 8 bulan
b.      5 atau 6 bulan
c.       4 atau 6 bulan
d.      6 atau 8 bulan

            Cocokalah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mngetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 2.


Text Box: Tingkat penguasaan=
 




                                    Arti tingkat penguasaan:         90-100%= baik sekali
                                                                                    80-89%= baik
                                                                                    70-79%= cukup
                                                                                    <70%   = kurang
  Apabila tingkatan penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul yang selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80% Anda harus mengulang materi kegitan 2, terutama bagian belum dikuasai.

KEGIATAN BELAJAR 3
Anak Berbakat
A.                PENGERTIAN ANAK BERBAKAT
            Bila menggunakan konsep kecerdasan tradisional, yang dimaksud anak  berbakat adalah individu dengan kecerdasan yang berfungi sangat jauh diatas rata-rata anak sebayanya. Biasanya digunakan standar nilai IQ diatas 130. Batasan ini sangat sempit sifatnya. Tidak memperhitungkan kreativitas atau potensi anak yang biasanya tidak tercakup dalam nilai IQ.
Martison dalam SC. Utami Munandar (1982; 7) memberikan batasan anak berbakat sebagai berikut; “Anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi yang tinggi. Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat”.
Coleman (1985) mengemukakan secara konvensional anak berbakat adalah “mereka yang tingkat intellegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas”. Sedangkan Renzulli (1979) melalui teorinya yang disebut “Three Dimensional Model” atau “Three-ring Conception” tentang keberbakatan. Keberbakatan mencakup tiga dimensi yang saling berkaitan,yaitu (a) kecakapan di atas rata-rata, (b) kreativitas, dan (c) komitmen pada tugas.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga “gifted and talented” yang berarti berbakat intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggu tersebut secara optimal.
            Berdasarkan keterbatasan diatas maka saat ini lebih lazim digunakan defenisi mengenai anak berbakat adalah individu yang menunjukkan potensi luar biasa atau potensi luar biasa pada satu dan beberapa aspek seperti kecerdasan umum, kemampuan pada bidang pelajaran khusus (seperti matematika atau sains atau Bahasa), kreativitas, kepemimpinan, bakat di bidang seni (melukis, mengarang, musik, tari, dan sebagainya) serta kemampuan psikomotor (olahraga). Jadi konsep keberbakatan tidak hanya terbatas kepada kemampuan umum saja, tetapi juga meliputi keterampilan atau kemampuan yang berada di atas rata-rata kemampuan anak sebayanya yag ditunjukan oleh anak.
            Dengan digunakannya batasan yang lebih luas tersebut maka konsep kecerdasan majemuk (multiple intelligence) dapat digunakan untuk mengetahui apakah seorang anak berbakat atau tidak. Keberbakatan atau tidak berarti anak harus menunjukkan hasil yang luar biasa pada semua aspek kecerdasan atau menguasai semua jenis keterampilan dengan sangat baik, tetapi dapat saja hanya pada satu keterampilan atau kemampuan khusus tertentu.
            Sebagai contoh, Ali yang berusia 5 tahun menunjukkan kemapuan yang luar biasa dalam memainkan alat musik piano. Ia mampu memainkan lagu klasik dengan tingkat kesulitan yang tinggi yang biasanya dikuasai oleh pianis berusia dewasa. Meskipun ia sangat berbakat dibidang musik, Ali tidak terlalu terampil bila harus bermain badminton. Belum tentu shuttle cock yang datang kearahnya dapat dikembalikan dengan baik. Sebaliknya Susan, yang sangat  lincah bermain badminton. Ia mampu mengembalikan sguttle cock yang datang kepadanya dan melakukan pukulan-pukulan yang menyulitkan lawan mainnya.

B.                 KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT
            Karakteristik umum yang dimiliki anak berbakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1.                  Biasanya anak berbakat memiliki kemampuan untuk menguasai pelajaran atau keterampilan tertentu dengan cepat dan mudah sesuai keberbakatanya. Mereka memiliki ide-ide yang tidak sama bila dibandingkan dengan teman-temannya. Demikian pula dalam mengerjakan tugas mereka cendrung lebih tekun dan mampu menyelesaikan persoalan yang lebih sulit.
2.                  Sebagian besar anak berbakat memiliki harga diri yang lebih tinggi, lebih terampil dalam kehidupan sosial, dan memiliki penyesuaian emosional yang diatas rata-rata kemampuan anak seusianya.
3.                  Banyak anak berbakat yang mengalami kebosanan atau frustasi dengan kegiatan disekolah yang dirasanya terlalu mudah. Hal ini dapat terjadi karena sekolah tidak memberi tugas-tugas atau kegiatan membantu dalam mengembangkan kemampuan anak berbakat yang unik. Anak- anak berbakat sering kali merasa bahwa pelajaran guru terlalu lambat dan sesring kali di ulang-ulang padahal mereka telah mengerti maksud dari penjelasannya.
4.                  Dampak dari kebosanan atau frustasi yang berlebihan, anak berbakat menjadi tidak tertarik dengan tugas-tugas disekolah dan menyelaesaikannya secara asal-asalan sehingga nilai yang dicapai tidak sesuai dengan kemampuannya yang sebenarnya.

C.                 KLASIFIKASI ANAK BERBAKAT
Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro (1984; 29) yaitu; Superior, Gifted dan Genius. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian intellegnsi yang berbeda.
1. Genius
Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

2. Gifted
Anak ini disebut juga gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.

3. Superior
Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari temantemannya. James H. Bryan and Tanis H. Bryan (1979; 302) mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat itu (gifted) meliputi; physical, personal, and social characteristics. Sedangkan David G. Amstrogn and Tom V. Savage (1983; 327) mengemukakan; “Gifted and talented students are individuals who are characteristized by a blaned of (1) high intelligence, (2) high task comitment, and (3) high creativity. Secara umum hampir semua pendapat itu sama, bahwa anak berbakat memiliki kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya.
Hasil studi lain menemukan bahwa “Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formula formula, tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin yang sangat besar” (Renzuli, 1979, Fahrle dkk.; 1985, Galagher, 1985, Maker; 1982) dalam Dedi Supriadi (1992; 9).

D.                PENANGANAN ANAK BERABAKAT
            Secara umum terdapat dua pendekatan utama dalam menangani pembelajaran anak berbakat, yaitu sebagai berikut:
1.                  Enrichment (pengayaan) adalah suatu usaha untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dalam tingkatan yang lebih tinggi melalui aktivitas tambahan didalam kelas, proyek-proyek untuk diteliti atau latihan yang diberikan oleh ahlinya. Misalnya, dikelas bu guru Ani, ada seorang anak yang bernama tuti dan ia sudah lancar dan menulis. Setiap kali teman-temannya belajar untuk mengenal huruf abjad, Tuti terlihat bosan dan berulang kali mengajak berbicara teman-teman yang berada satu kelompok dengannya. Tentu saja ini membuat jengkel teman-temannya yang berusaha memperhatikan bu guru Ani. Mengetahui kebosanan yang dialami Tuti, bu guru Ani memberikan Tuti kesempatan untuk Tuti membaca dipojok baca. Kepada Tuti buguru Ani berpesan bahwa setelah teman-teman selesai belajar huruf abjad, bu guru akan meminta Tuti untuk menceritakan mengenai buku yang dibacanya didepan kelas. Tuti menyambut gembira tugas yang diberikan bu guru Ani. Ia sangat senang bisa membaca buku mengenai binatang yang ada di pojok baca. Tanpa disadarinya bu guru Ani memberikan penguasaan keterampilan kepada Tuti yang sifatnya lebih tinggi dibandingkan teman-teman sekelas Tuti. Di saat teman sebayanya belajar mengenal huruf abjad, Tuti sudah dilatih untuk menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya secara logis dan dihadapan orang banyak. Di kesempatan lain, bu guru Ani memberikan tugas untuk membuat karangan mengenai tema tertentu setelah Tuti membaca buku. Bahkan kemudian buguru Ani mengajarkan pada Tuti bagaimana mencari suatu tema dari seksiklopedia ank-anak.
2.                  Acceleration (akselerasi) merupakan suatu cara yang seringkali di rekomendasikan bagi anak-anak yang memang sangat berbakat., terutama pada bidang kecerdasan umum, dengan mempercepat proses pendidikan mereka. Program akselerasi ini dapat bermacam-macam bentuknya, anatara lain dengan mengizinkan anak masuk (atau naik) kelas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak seusianya, ‘lompat kelas’ atau masuk khusus dimana materi pelajaran dipercepat. Di Indonesia, program akselari  yang diterapkan lebih bersifat ‘percepatan’. Yaitu anak yang dianggap berbakat diberi kesempatan untuk mengikuti kelas dimana materi pelaaran diberikan secara padat sehingga waktu pendidikan di tingkat tersebut dapat dipersingkat. Ini berlaku untuk siswa di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah.

            Untuk membantu perkembangan anak berbakat, terdapat beberapa langkah yang dapat kita lakukan sebagai pengajar.
1.                  Sesuaikan tugas yang akan diberikan dengan kemampuan anak.
            Kita ingat jembali bu guru Ani dengan siswanya Tuti. Bu guru Ani berusaha untuk menyesuaikan tugas yang diberikannya kepada Tuti sesuai dengan kemampuannya. Di saat tema pelajaran adalah Bahasa, dimana teman-teman Tuti belajar huruf abjad, buguru Ani meminta Tuti untuk mmbaca buku karena Tuti sudah lancar membaca dan menulis. Bu guru Ani tidak memaksakan Tuti untuk mengikuti pelajaran yang sama dengan teman-temannya. Karena kemampuan Tuti sudah jauh lebih tingi dibandingkan teman-temanya.
2.                  Bentuk kelompok bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-keapuan yang setara.
            Ternyata dikelas buuguru Santi juga ank yang sudah lancar membaca da menulis. Maka buguru Ani dan bu guru Santi sepakat untuk mengumpulkan anak anak tersebut  pada jam-jam pelajaran tertentu dimana kemampuan mereka sudah jauh lebih tinggi di banding teman sekelasnya. Kepada kelompok T, dan teman-temannya ini, bu guru memberikan tugas membaca, mengarang, atau bersama-sama membuat cerita yang akan dipentaskan pada pesta perpisahan sekolah.
3.                  Beri kesempatan pada anak untuk belajar secara materi.
            Dengan memberikan kesempatan pada Tuti untuk membaca di pojok baca tanpa ditemani oleh guru, bu guru Ani sudah memberi kesempatan bagi Tutu untuk belajar mandiri. Tentu saja, pada waktu-waku tertentu, bu guru ani menanyakan pada Tuti apakah ada kata-kata yang sulit yang tidak dimengerti atau ada hal lain yang ingin ditanyakan.
4.                  Bantu anak-anak menetapkan hasil akhir yang lebih tinggi dibandingkan teman-temanya.
            Bu guru Ani dan bu guru Santi telah menerapkan langkah-langkah ini pada kelompok Tuti dan kawan-kawan. Bu guru meminta mereka untuk menyiapkan cerita yang akan dipentaskan di pesta perpisahan sekolah, tidak hanya sekedar membaca buku-buku yang tersedia diperpustakaan sekolah. Dengan bantuan bu guru kelompok ini dapat berdiskusi dan memutuskan bahwa setelah mereka membaca buku-buku cerita yang ada, maka sangat ingin mementaskan cerita tentang Timun Mas.
5.                  Gunakan sumber-sumber lain.
            Sumber-sumbsr yang dimaksud disini dapat berupa buku bacaan, ensiklopedia, kamus, atau benda-benda lain yang dapatmembantu anak untuk memahami dan memperdalam materi pembelajaran yang dipelajarinya.Sumber juga dapat berupa orang lain yang lebih ahi dalam meeri pelajaran atau keterampilan yang dikuasai oleh anak.

LATIHAN
            Untuk memperdalam pemahaman anda engenai materi diatas, kerjakanlah latihan berikut.
1.      Apakah Anda setuju bahwa anak yangmemiliki IQ diatas rata-rata kehidupan sosialnya lebih rendah dibandngkan dengan prestasinya? Jelaskan jawaban Anda!
2.      Diskusikanlah dengan teman Anda, mengenai karakteristik anak berbakat berdasarkan pemahaman Anda terhadap isi materi diatas!
3.      Lakukanlah pengamatan berdasarkan pemahaman Anda mengenai isi materi diatas terhadap kelemahan adan kelebihan anak berbakat dbandingkan dengan anak berketerbbelakangan mental dan anak down syndrome, kemudian jawablah dengan kata-kata anda!

Petunjuk Jawaban Latiahan
            Diskusikanlah soal latiah diatas dengan teman Anda atau dalam satu kelompok kecil refleksikan hasl diskusi tersebut dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Bila Anda dapat melakukannya dengan baik,berarti Anda sudah memahami kegiatan belajar ini.
1)      Pahamilah dengan baik keseluruahan isi materi tentang anak berbakat, kemudian jabarkan jawaban Anda.
2)      Untuk menjawab pertanyaan ini, bacalah kembali materi yang menjelaskan tentang karakteristik anak berbakat.
3)      Agar Anda dapat menjawab pertanyaan ini pertama-tama bacalah kembali keseluruhan isi materi, kemudian amati anak yang memiliki keterbelakangan mental kemudian cacat, lalu amati anak down syndrome dan cacat dan terakhir amati anak berbakat. Dari hasil pengamatan tadi,Anda akan mendapatkan kesimpulan menganai pernyataan diatas.

RANGKUMAN
1.      Secara tradisional anak berbakat adalah individu dengan kecerdasan umum yang berfungsi sangat jauh di atas rata-rata anak sebayanya, atau dengan IQ diatas 130.
2.      Saat ini defenisi anak berbakat lebih ditekankan kepada kemampuan atau prestasi individu yang luar bias pada satu atau beberapa aspak, seperti kecerdasan umum, kemampuan pada bidang pelajaran khusus, kreativitas, kepemimpinan, bidang seni ataupun psikomotor.
3.      Anak berbakat memiliki kemampuan untuk menguasai pelajaran atau keteampilan tertentu dengan cepat dan mudah sesuai dengan aspek keberbakatannya.
4.      Sebagian anak yang berbakat memiliki hargadiri yang lebih tinggi,lebih terampil dalam kehidupan sosial, dan memiliki penyesuaian emosional yang diatas rata-rata anak seusianya.
5.      Namun banyak anak berbakatyang justru mengalami msalah emosi dan sosial karena kebosanan dan frustasi akibt tidak terpenuhinya kebutuhan mereka akan materi pelajaran atau aktivitas yang memang lebih tinggi dibandingkan dengan anak sebayanya.
6.      Tersapat dua pendapat terutama mengenai pembelajaran anak berbakat, yaitu pengayaan (enrichment) dan akselerasi.
7.      Untuk membantu perkembangan anak berbakat, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran, yaitu:
a.       Sesuai tugas yang akan diberikan dengan kemampuan anak.
b.      Bentuk kelompok bagi anak-anak yang memiliki kemampuan yang setara.
c.       Beri kesempatan pada anak untuk belajar secara mandiri.
d.      Bantu anak untuk menetapkan hasil akhir yang lebih tinggi dibandingkan teman-temannya.
e.       Gunakan sumber-sumber lain dalam pembelajaran.

TES FORMATIF 3
1)      Secara tradisional, yang disebut anak berbakat adalah anak dengan IQ…
A.    Diatas 130
B.     Diatas 120
C.     Diantara 120-130
D.    Dibawah 120
2)      Salah satu ciri anak berbakat adalah…..
A.    Nilai-nilai pelajaran disekolah sangat bagus.
B.     Dengan cepat dapat menguasai bidang tertentu sesuai dengan keberbakatanya.
C.     Tidak pernah memiliki masalah emosional
D.    Tidak ada jawaban yang benar.
3)      Kemampuan atau keterampilan yang dapat menjadi sumber keberbakatan seorang anak adalah…..
A.    Kecerdasan umum
B.     Kesenian
C.     Olah raga
D.    Semua benar
4)      Pendekatan yang dapat diterapkan dalam menangani pembelajaran anak berbakat adalah….
A.    Individual
B.     Berkelompok
C.     Pengayaan
D.    Konvensional
5)      Beriku ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan pengajar untuk membantu perkembangan anak berbakat, kecuali…
A.    Menyelaesaikan tugas dengan kemampuan anak
B.     Selalu membimbing dan mengawasi kegiatan anak.
C.     Membantu anak menetapkan hasil akhir yang lebih tinggi dibandingkandengan teman-temannya
D.    Menggunakan sumber-sumber lain yang dapat memperdalam materi yang diberikan
6)      Ada dua pendekatan utama mengenai pembelajaran anak berbakat, yaitu….
A.    Berceria dan pengayaan
B.     Pengayaan dan akselerasi
C.     Evaluasi dan diskusi
D.    Diskusi dan penjelasan
7)      Banyak anak berbakat mengalami kebosanan dalam kegiatan disekolah, hal ini dapat terjadi karena….
A.    Sekolah tidak memberikan tugas-tugas dan kegiatan yang menantang
B.     Tidak tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan di sekolah
C.     Anak mengalami masalah emosi dan social karena anak merasa perlakuan yang berbeda dengan teman sebayanya
D.    Anak cendrung lebih tekun dan mampu menyelesaikan persoalan yang lebih sulit.
8)      Konsep keberbakatan tidak hanya terbatas pada kecerdasan umum saja, tetapi juga meliputi….
A.    Kemampuan matematika, sains dan Bahasa
B.     Motorik halus, kasar dan musik
C.     Keterampilan atau kemampuan yang berada di atas rata-rata
D.    Keterampilan atau kemampuan di bawah rata-rata
9)      Suatu usaha untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan dalam tingkatan yang lebih tinggi melalui aktivitas tambahan di dalam kelas, penjelasan ini merupakan penjelasan dari….
A.    Pengayaan
B.     Ekselerasi
C.     Pendekatan
D.    Evaluasi
10)  Untuk membantu perkembangan anak berbakat, terdapat beberapa langkah yang dilakukan dalam pembelajaran, yaitu…
A.    Mengunakan sumber-sumber lain dalam embelajaran
B.     Memberi kesempatan bagi anak untuk belajar secara mandiri
C.     Membantu anak untuk menetapkan hasil akhir yang lebih tinggi dalam pembelajaran
D.    Semua jawaban benar

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 3 yang terdapat dibagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mngetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 3.


Text Box: Tingkat penguasaan=
 




                                    Arti tingkat penguasaan:         90-100%= baik sekali
                                                                                    80-89%= baik
                                                                                    70-79%= cukup
                                                                                    <70%   = kurang
  Apabila tingkatan penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul yang selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80% Anda harus mengulang materi kegitan 3, terutama bagian belum dikuasai

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
  Tes formatif 1
1.      D. sebelum usia 10 tahun
2.      A. memiliki nilai IQ berada dibawah 70
3.      B. perilaku adaptif
4.      A. anak social berkaitan dengan aktifitas waktu berdasarkan minat atau bermain.
5.      A. aktivitas bantu diri antara lain berpakaian dan berdandan
6.      D. kecelakaan tidak termasuk penyebab anak retardasi mental
7.      B. kemampuan daya ingat dan rentan ingatan kendala anak retardasi mental.
8.      B. IQ54-40
9.      B. 3 tingkatan terdiri dari tingkat jauh, dekat dan sedang
10.  C. keterampilan yang disampaikan dalam bentuk nyata dan bertahap tidak termasuk cara penerapan memberi pelajaran.

  Tes formatif 2
1.      B. john London down
2.      C. bentuh kepala yang keci dari anak down syndrome
3.      B. kekurangan kromosom penyebab down syndrome
4.      D. berkomunikasi dengan baik bkan termasuk keadaan anak dengan gangguan down syndrome
5.      A. IQ 28-85
6.      B. persegi empat yang lebar adalah bentuk tangan anak down syndrome
7.      B. moderate
8.      A. berkelanjutan
9.      A. Mata kecil dan lidah besar ciri fisik khas pada wajah anak down syndrome
10.  D. 6 atau 8 bulan

Tes Formatif 3
1)      A. di atas 130 adalah IQ anak berbakat
2)      D. Semua alternatif jawaban tidak tepat
3)      D. Semua alternatif jawaban tidak benar
4)      A. Secara individual adalah pendekatan pembelajaran anak berbakat
5)      D. Menggunakan sumber lain
6)      B. Pengayaan dan akselesari
7)      A. Tugas dan kegiatan yang diberikan tidak menantang
8)      C. Keterampilan atau kemampuan di atas rata-rata
9)      A. Pengayaan
10)  D. Semua alternatif jawaban benar










DAFTAR PUSTAKA
Lansdown, Richard. Walker, Marjorie. (1996). Your Child’s Development from Birth to
       Adolescence. London: Frances Lincoln.
Mayes, Linda. C. Cohen, Donald, J. (2002). Guide to UnderstandingYour Child: Healthy
       Development from Birth to Adolescence. Boston: Little Brown.
McDevitt, Teresa. M. Ormrod, Jeanne Ellis. (2002). Child Development and Education, New
       Jersey: Metril Prentice Hall.
Papalia.
Sattler.
Mussen, Paul. H. Conger, Kagan, Huston, Aletha. C. (1988). Perkembangan dan kepribadian
       Anak. Jakarta: Penerbit Erlangga.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar